Ayah dan Bulan Juli

Dua hari dari seluruh jatah cuti tahunan ayah..

Awal Juli 1994 : mengantar dan menunggui Osi UMPTN

Awal Juli 1996 : mengantar dan menunggui Iga UMPTN

Awal Juli 2000 : mengantar dan menunggui Mizu UMPTN

Awal Juli 2002 : Mengantar dan menunggui Mira SPMB

Bahkan setelah tak lagi memiliki cuti…..

Awal Juli 2004 : Mengantar dan menunggui Nansiti SPMB

Awal Juli…

Selalu teringat.. bahwa.. itu hari nya ulang tahun ayah..

Tapi… ulang tahun ayah berlalu begitu saja.. daripada dirayain dengan senang-senang..

Sepertinya pada hari ulang tahun ayah.. kami berlima hanya selalu membuat ayah “deg-deg an cemas, “Bisa tidak yah, Ananda mengerjakan soal-soal di dalam ruangan itu…”

Di salah satu awal Juli

Sekali… kami berlima membuat pesta kecil untuk ayah

Makan bersama dan kami berlima patungan untuk membelikan ayah sepatu Pantofel Hitam.

Ternyata.. kami berlima… hanya sekali memberikan ayah hadiah…

Tengah Juni 2011

Salah seorang paman berkata : “ Mereka (kami berlima) lah harta Ajo (ayah) yang ada”

4  Juli 2011

Teriiring doa : “ Semoga kami ber-5, akan selalu menjadi hadiah terindah dan harta Ayah yang paling berharga”

-Kami Sayang Ayah-

Ra dan Ayah Ra

SD..

Sibuknya Ra, berusaha mendapatkan nilai 100 setiap kali ulangan..

Karena 100 di kertas ulangan itu, berarti 100 rupiah dari ayah.

Kalau dipikir2.. kenapa dulu ayah seperti itu ??

Hm.. mungkin ayah ingin mengajarkan…

Yang kecil pun bisa sangat berarti….

Kerja keras akan membuahkan hasil.

 

Kelas 3 SD.

Suatu hari, sepulang ayah dari kantor,

Ayah bertanya : “mira mau sepeda?”

Ra bilang : “mau…!!!”

Ayah bilang : “tuh, ada di mobil”

Hari apakah saat itu ??

Bukan ulang tahun..

Bukan pembagian raport

Bukan lebaran

Sepertinya memang tak perlu hari istimewa, di kamus Ayah

Ayah hanya ingin memberi untuk putri nya.

 

SMP

Ingin Ra masuk ke SMA yg bagus, membiarkan ra ikut Les di luar.

Bukan hanya Ra, yg pulang lebih sore..

Ayah rela menunggu.. pulang kantor jam 4, seharusnya bisa tiba di rumah jam 5.

Karena menunggu Ra les, ayah jadi pulang jam 7 malam.

 

SMA

Setiap pagi, ayah menyempatkan untuk mengantar.

Membuat ayah, berangkat bekerja jam 6 kurang. Padahal jam kerja ayah di mulai jam 8.

Pulangnya pun seperti itu.. menyempatkan untuk menjemput..

Ayah selalu berangkat lebih cepat 2-3 jam dan pulang lebih telat 2-3 jam.

 

SPMB

Seminggu sebelum, saat teman2 sibuk membeli papan alas ujian, Ra tidak membelinya..

Karena Ayah membuatkannya.. Papan Acrilik =D.

Sehari sebelum, ayah yang akan ribut, menanyakan tempat ujiannya.. mencari di peta, lalu datang langsung ke lokasi, untuk memastikan.

2 Hari SPMB, ayah cuti dari kantor (cuti tahunan ayah, 2 hari nya dipakai untuk menunggui anaknya SPMB)

Hari Pengumuman,

Ayah hanya mampu memeluk dan bilang “alhamduliLLAH.. anak ayah akan jadi dokter”

 

Ayah yang menggunakan 100 logam, untuk memacu belajar

Ayah yang tiba2 memberikan hadiah

Ayah yang selalu mengorbankan waktu istirahatnya

Ayah yang selalu berusaha siap kala dibutuhkan..

Hm.. itu Ayah Ra….

Ra Tidak bisa memilih, untuk dilahirkan menjadi anak siapa,

Dan Ra bersyukur.. karena dirinya adalah Ayah Ra…

Sayang Ayah…

Ayah Mira juga Mak Adang (Mamak Gadang)

Pagi hari… Ada telepon ke rumah Mira, “Halo.. Assalamu’alaikum,.. Mak Adang ada ?”

Mira : “Mak Adang ? Mak Adang ada di Lampung.. lagi ga di Jakarta”

“Ooo ya sudah.. nanti telp lagi..”

Sepulang ibu dari pasar, Mira cerita sama Ibu,

Mira : “Bu, tadi ada yang nelpon.. nyari Mak Adang, Mak Adang kan di Lampung ya..”

Ibu : “Heee… jangan-jangan itu telpon nyari Ayah..”

Mira : “Ga kok Bu, bilangnya nyari mak Adang…!!! “

Ibu : “Lha, emangnya Mira saja yang punya Mak Adang… Di Keluarga Ayah, Ayah itu Mak Adang juga…”

Mira : “oooo kirain Mak Adang yang di Lampung…”

 

Hehehe.. betapa tidak mengenalnya budaya suku sendiri…

Mak Adang atau Mamak Gadang.. Mamak berarti Paman (saudara laki-laki sekandung dengan Ibu) Gadang berarti Besar atau yang paling tua.

Dimana posisi seorang seorang Mamak ?

Ayah pernah bilang… Kebanyakan orang taunya.. Seorang Pria di Minang tidak memiliki hak terhadap anaknya..  anak-anaknya  (khususnya anak perempuan ) adalah “kewajiban mamaknya”..

Padahal kata ayah bukan gitu…

Bagi seorang Pria Minang.. ada pepatah  “Anak Dijunjung.. kemenakan dibimbing”

Jadi, tetap saja, dengan 1 tangan, anak kandung harus dijunjung (digendong)… dan tangan yang satunya menggenggam tangan kemenakan untuk dibimbing (menuntunnya)..

Jadi seorang pria minang yang memiliki saudara perempuan akan menjalani 2 peran.. Sebagai Ayah dan Sebagai Mamak (Paman).

Mamak disuatu kaum atau suku juga disebut tunganai Rumah na Gadang, berhak mengambil keputusan bila itu diharuskan. Biasanya mamak dalam berbicara selalu menggunakan kata-kata kiasan yang enak didengar, dan bertutur sehalus mungkin.

Orang Minang sangat terkenal dengan “merantau” nya.. yaa.. termasuk Ayah Ra, … Tidak tinggal di Padang, memang menjadikan Ra tidak berbahasa Minang .. tidak dengan perbendaharaan kata.. tidak pula dengan Logatnya.. Tapi Ayah berusaha menjaga Adat itu…Ayah yang walaupun berada terpisah dengan saudara-saudara nya.. kandung atau sepupu.. ternyata tetap sangat dianggap sebagai Mak Adang…

Yang Mira tau..

Padahal, Ayah termasuk orang yang introvert… tidak terlalu banyak bicara.. tapi ketika tiba waktunya “menjadi seorang Mak Adang” Yups, Ayah akan berdiri tegak dengan lancarnya berpantun, berbalas kata sebagai perwakilan keluarga…

Seharusnya.. Ayah hanya menjadi Mak Adang, diantara keluarga Inti nya…

Tapi.. sebegitunya Ayah di hadapan keluarga besar Ayah (bahkan keluarga Ibu…)  sudah menjadi Mak Adang bahkan diantara keluarga sepupu-sepupu nya…

Semakin sering , Mira melihat Ayah berdiri tegak, ketika dipanggil “Mak Adang Saal”

Ya.. Menjadi yang di “tinggikan setingkat”, dimintakan pendapatnya.. diharapkan kehadirannya..

Ayah Mira juga Mak Adang…